Npm : 40113864
Reza, Lewat Bisnis Tutup Klosetnya Kuasai 18 Negara
Tahun
1998 lalu, Fernanda Reza Muhammad terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dari
perusahaan kontraktor asing tempatnya bekerja karena terkena krisis moneter.
Karena
itu, Reza memutar otak untuk mencari mata pencaharian baru. Ahirnya, dengan modal Rp 40 juta, dia
mendirikan Deco Resion (DR), dan mulai memproduksi penutup kloset berbahan
resin yang bening, sehingga di dalamnya bisa diberi hiasan kerang.Sebagai
tempat kerja, Reza menggunakan tempat kosnya di Surabaya untuk memproduksi
tutup kloset.“Saya hanya ingin mendirikan suatu perusahaan yang unik dan belum
digeluti banyak orang,” kata Reza.
Setelah
itu, Reza menghubungi pabrikan perlengkapan kamar mandi terkemuka di Australia,
Loo with
a View melalui internet. Dia
berhasil memikat Loo dengan menawarkan harga murah 50 dollar Australia.
Sedangkan produk serupa di Australia mencapai 225 dollar Australia.
Enam
hari kemudian, Loo mengirim tenaga kontrol kualitas ke DR sekaligus mengajarkan
proses pembuatan tutup kloset dari bahan resin. Tidak hanya itu, Loo juga
memesan satu kontainer (isi 900-1.000 buah tutup kloset). Penjualannya ke
pasar ekspor khususnya Australia dan Inggris mendapat respon positif dan terus
meningkat.
Sukses
Reza menarik distributor asal Singapura, In Trade Consultacy (ITC) yang
menawarkan kerjasama, Reza dan DR-nya memproduksi, sedangkan pemasarannya
diurus ITC. Dibawah bendera baru, yakni ITC Asia Pasific, produksi perusahaan
meningkat tajam menjadi dua kontainer per bulan dan tenaga kerjanya 50
orang.
Negara
jajahannnya pun semakin luas merambah hingga 18 negara didunia, termasuk
negara-negara kaya Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar,
Kuwait, dan Bahrain dengan nilai 140 ribu per bulan. “Saat itu kami mengalami
masa-masa keemasan,” ujar pria usia 37 tahun ini. Namun tahun
2003 pasar ITC menyusut karena terimbas dampak bom WTC dan bom bali I. Reza
terpaksa melakukan efisiensi besarr-besaran, mengurangi kapasitas beberapa line
produknya, dan mengurangi tenaga kerjanya hingga tinggal 10 orang. “Saat
itu benar-benar masa sulit bagi saya. Namun, saya mencoba bangkit, pokoknya
harus survive,” kata alumni S2 Universitas Erlangga ini.
Reza
harus berjuang keras untuk meraih masa kejayaannya kembali. Dia rajin mengikuti pameran internasional,
melakukan personal selling, mengunjungi klien di negara tujuan, dan
menggencarkan public relations. “Setidaknya saya tetap survive hingga kini.
Dalam sebulan saya bisa menyelesaikan order 3 kontainer,” ujar Reza. Namun, bukan berarti semua kendala telah sirna.
Reza mengaku, saat ini harga bahan baku terus melonjak dan keinginan pasar
selalu berubah. Selain itu, pemadaman listrik yang dilakukan PLN akhir-akhir
ini membuatnya terpaksa menelan kerugian. Pasalnya, ujar Reza, ketika produksi
sedang berjalan tiba-tiba listrik mati sehingga menggagalkan proses produksi.
“Saya
pernah diklaim konsumen gara-gara terlambat menyelesaikan order gara-gara
listrik di tempat produksi mati tiga kali dalam satu minggu. Ya, sebaiknya
pemerintah memperhatikan hal ini,” kata Reza.
Kedepan,
Reza ingin mengembangkan pemasaran produknya ke dalam negeri untuk menambah
jaringan pemasaran. Menurut Reza, era sekarang bukan siapa yang besar yang bisa
menguasai pasar, melainkan siapa yang cepat yang bisa menguasai pasar.
KESIMPULAN :
Untuk mencapai sukses
dalam berwirausahatidaklah dibatasi oleh modal, memang modal adalah syarat
penting berwirausaha, namun dengan modal terbatas asal bisa memanfaatkaannya
dengan maksimal pasti akan mendapat hasil yang memuaskan. Penguasaan pasar juga
perlu ditekankan oleh seorang wirausahawan. Di era sekarang bukan siapa yang
besar yang bisa menguasai pasar, melainkan siapa yang cepat yang bisa menguasai
pasar, maka kita harus belomba lomba untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.